Bareksa.com - Reksadana pendapatan tetap yang menjadi favorit di super app Bareksa masih mencatatkan potensi return hingga 6-7% setahun, sehingga bisa menjadi pilihan stabil untuk investor moderat jangka menengah. Produk yang dimaksud adalah Capital Fixed Income Fund, STAR Stable Income Fund, Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP) dan Trimegah Dana Tetap Syariah (TDATSYA).
Reksadana Obligasi Korporasi | 6 Bln (%) | 1 Thn (%) | 3 Thn (%) | Dana Kelolaan/AUM |
---|---|---|---|---|
3,4 | 7,34 | 17,26 | Rp 982 miliar | |
2,95 | 6,35 | 30,73 | Rp 3,6 triliun | |
3,54 | 5,67 | 18,57 | Rp 4,03 Triliun | |
3,54 | 4,21 | 18,13 | Rp 163,8 miliar | |
Indeks RD Pendapatan Tetap | 1,88 | 1,71 | 7,09 | - |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 25 April 2024, AUM per Maret 2024
Beli Capital Fixed Income Fund
Seperti terlihat di dalam tabel, reksadana pendapatan tetap favorit di Bareksa ini mencatatkan kinerja yang sungguh menarik, hingga mencapai 7,34% dalam setahun terakhir (per 25 April 2024). Kinerja ini mengalahkan Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap yang hanya 1,71% dalam setahun.
Dua reksadana pendapatan tetap dengan return teratas per 25 April 2024 tersebut memiliki mayoritas obligasi korporasi dalam portofolionya. Ini memungkinkan pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAV) kedua produk tersebut cenderung lebih stabil, ketimbang yang memiliki porsi lebih banyak obligasi negara.
Oleh karena itu, jenis reksadana ini dapat dijadikan basis investasi dengan tujuan investasi serta profil risiko apapun karena dapat mencetak kinerja positif baik di periode pendek maupun menengah serta yang tak kalah penting adalah imbal hasilnya lebih tinggi dibandingkan bunga deposito bank konvensional besar saat ini di sekitar 4% (sebelum pajak).
Sementara itu, SPTP dan TDATSYA memiliki alokasi di obligasi korporasi dan obligasi pemerintah (SBN). Ketika harga SBN mengalami penurunan signifikan, dua produk ini juga turut terdampak yang tercermin dari penurunan NAV atau harga reksadana. Namun yang perlu diperhatikan, ketika pasar obligasi kembali kondusif, dua produk ini mencatat kenaikan lebih besar dibandingkan reksadana yang basisnya hanya obligasi korporasi.
Beli Syailendra Pendapatan Tetap Premium
Grafik Kinerja SPTP dan TDATSYA Masih Naik dalam 3 Tahun Terakhir
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 25 April 2024
Dari grafik terlihat kedua reksadana tersebut beberapa kali mengalami penurunan NAV yang biasanya terjadi sementara, tidak melebihi 1 kuartal atau 3 bulan. Lalu jika dilihat dalam waktu yang lebih panjang, tren NAV dari dua reksadana ini konstan bergerak naik serta melampaui dampak penurunan NAV sebelumnya.
Dalam 3 tahun, SPTP dan TDATSYA telah mencetak imbal hasil lebih dari 18% (per 25 April 2024). Kinerja 6 bulan juga masih tinggi sekitar 3,54%, sehingga bila disetahunkan return produk ini berpotensi mencapai 6-7%.
Artinya, investor dapat memanfaatkan momen penurunan NAV di produk Syailendra Pendapatan Tetap Premium dan Trimegah Dana Tetap Syariah ketika pasar obligasi sedang mengalami penurunan, untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam jangka yang lebih panjang.
Sebagai latar belakang, pasar saham dan obligasi domestik mengalami penurunan pasca libur lebaran dipengaruhi oleh tingginya inflasi AS bulan Maret sebesar 3,5% YoY dan tingginya tensi geopolitik di Timur Tengah antara Iran dan Israel. Akibat inflasi AS naik, yield 10 tahun acuan AS juga naik dan mendorong kenaikan yield SBN Indonesia yang menandakan pelemahan harga di pasar.
Bank Indonesia pada 24 April 2024 juga memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) ke level 6,25% untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terus melemah terhadap Dolar AS. Hal ini semakin mendorong kenaikan yield acuan SBN ke level 7,1% (per 25 April 2025).
Dampaknya, harga obligasi terutama obligasi pemerintah berpotensi mengalami penurunan (koreksi). Harga obligasi korporasi juga berpeluang melemah tetapi tidak akan besar karena biasanya mempunyai tenor yang lebih pendek. Jika terjadi penurunan harga, maka investor sebaiknya memanfaatkan momen ini untuk melakukan akumulasi di Reksadana Obligasi.
(Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksa dana.